Sabtu, 28 September 2013

HIPERTENSI DAN SEDIAAN OBAT-OBATAN ANTI HIPERTENSI YANG BEREDAR

Hipertensi didefenisikan dengan meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten. The Seventh Joint National Committe (JNC 7) yang digunakan di negara Amerika Serikat, Klasifikasi menurut Chinese Hypertension Society yang digunakan di Cina, Klasifikasi menurut European Society of Hypertension (ESH) yang digunakan negara-negara di Eropa, Klasifikasi menurut International Society on Hypertension in Blacks (ISHIB) yang khusus digunakan untuk warga keturunan Afrika yang tinggal di Amerika. Badan kesehatan dunia, WHO juga membuat klasifikasi hipertensi.
Di Indonesia sendiri berdasarkan konsensus yang dihasilkan pada Pertemuan Ilmiah Nasional Pertama Perhimpunan Hipertensi Indonesia pada tanggal 13-14 Januari 2007 belum dapat membuat klasifikasi hipertensi sendiri untuk orang Indonesia. Hal ini dikarenakan data penelitian hipertensi di Indonesia berskala nasional sangat jarang.
Karena itu para pakar hipertensi di Indonesia sepakat untuk menggunakan klasifikasi WHO dan JNC 7 sebagai klasifikasi hipertensi yang digunakan di Indonesia.
Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7
Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)
Normal <120 p=""> Dan <80 p="">
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

TERAPI NON-FARMAKOLOGI
  • Penderita prehipertensi dan ipertensi sebaiknya dianjurkan untuk memodifikasi gaya hidup, termasuk penurunan  berat badan jika kelebihan berat badan, melakukan diet makanan yang diambil DASH (dietary approaches to stop hypertension), mengurangi asupan natrium hingga lebih kecil sama dengan 2,4 g/hari NaCl, melakukan aktivitas fisik seperti aerobik, mengurangi konsumsi alkohol, menghentikan kebiasaan merokok.
  • penderita yang didiagnosis hipertensi tahap 1 atau 2 sebaiknya ditempatkan pada terapi modigikasi gaya hidup dan terapi obat secara bersamaan.
TERAPI FARMAKOLOGI
  • pemilihan obat tergantung pada derajat meningkatnya tekanan darah dan keberadaan compelling indication.
  • kebanyakan penderita hipertensi tahap 1 sebaiknya diawali dengan pemberian diuretik thiazide.
  • penderita hipertensi tahap 2 pada umumnya diberikan terapi kombinasi, salah satu obatnya diuretik thiazide kecuali terdapat kontraindikasi dengan 1 obat anti hipertensi (ACE Inhibitor/ beta bloker)
DIURETIK
thiazid adalah  golongan yang dipilih untuk menangani hipertensi, golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan tekanan darah. penderita dengan fungsi ginjal yang kurang baik Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) ddiatas 30 mL/menit, thiazid merupakan agen diuretik yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah. dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan cairan akan terakumulasi maka diuretik jerat henle perlu digunakan untuk mengatasi efek dari peninkatan volume dan natrium tersebut. hal ini akan mempengaruhi tekanan darah arteri.
yang termasuk golongan ini adalah : hidroklortiazid, bendrofluazid, indapamid, klortalidon, klorotiazid, hidroflumetiazod, politiazid, benstiazod, siklotiazid dan klortalidon.
efek samping thiazide adalah hipokalemia, hipomagnesemia, hiperkalsemia, hiperurisemia, hiperglikemia, hiperlipidemia, dan disfungsi seksual. diuretik jerat henle memiliki efek samping lebih kevil pada lipid serum dan glukosa tetapi hipokalemia dapat terjadi.
diuretik hemat kalium adalah merupakan antihipertensi lemah jika digunakan tunggal, efek hipotensi akan terjadi apabila diuretik dikombinasikan dengan diuretik hemat kalium thiazide atau jerat henle. diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan kalium dan natrium yang disebabkan diuretik lainnya.
yang termasuk golongan ini adalah : .amilorid, sprinolakton, dan triamteren.

diuretik hemat kalium dapat menyebabkan hiperkalemia terutama pada penderita penyakit ginjal kronik atau diabetes dan penderita yang diberikan inhibitor ACE, ARB, AINS atau suplemen kalium secara bersamaan. eplerenon dapat meningkatkan faktor resiko hiperkalemia dan kontraindikasi dengan penderita funsi ginjal atau diabetes tipe 2 disertai proteinuria. sprinolakton dapat menyebabkan ginekomastia pada 10% penderita, efek ini jarang terjadi pada pengguna eplerenon.

diuretik kuat adalah diuretik yang bekerja pada ansa henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium dan klorida.

yang termasuk golongan ini : furosemid, bumetamid, torasemid, xipamid dan indapamid.

SEDIAAN YANG BEREDAR
bendrofluazid : cordizide®
klortalidon : hygroton®, tenoret®, tenoretic®
hidroklortiazide : generik
indapamid : natrilix®
metalazon : zaroxolyn®
xipamid : diuresan®
furosemid : generik, arsiret®, diurefo®, farsiretic®, farsix®, furosix®, gralisa®, husamid®, impulgan®, lasix®, uresix®, yekasix®,
bumetamid : burinex®
torasemid : unat®
amilorid HCl : generik, puritrid®
spironolakton : generik, carpiaton®, letonal®
manitol : generik

INHIBITOR ACE (angiostensin converting enzyme)
ACE membantu produksi angiostensin II (yang berperan dalam regulasi tekanan darah arteri). inhibitor ace menceah perubahan angiostensin I menjadi angiostensi II. inhibitor ace ini juga mencegah degradasi bradikini dan menstimulasi sintesis senyawa vasodilator lainnya termasuk prostaglandin E2 dan prostasiklin. pada kenyataanya, inhibitor ace menurunkan tekanan darah pada penderita dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin dan produksi jaringan ace yang penting dalam hipertensi.
dosis awalnya sebaiknya dosis rendah kemudian ditambahkan perlahan.
hipotensi akut dapat terjadi pada penderita yang kekurangan natrium atau bolum, gagal jantung, orang lanjut usia, penggunaan bersama dengan vasodilator atau diuretik.
inhibitor ace menurunkan aldosteron dan dapat meningkatkan serum kalium. hipokalemia terjadi terutama pada penderita penyakit ginujal kronik atau diabetes, maka penggunaan penanganannya menggunakan ARB, AINS, suplemen kalium atau diuretik hemat kalium.
inhibitor ace kontraindikasi untuk ibu hamil karena menimbulkan masalah neonatal, termasuk gagal ginjal dan kematian janin.

SEDIAAN YANG BEREDAR
kaptopril : generik, acendril, capoten, casipril, dexacap, farmoten, metopril, ototryl, praten, prix, scantesin, sablon, tensicap, tensobon, vapril
benazapril : cibasem
delapril : cupressin
enalapri maleat : generik, rebacardon, renivace, tenace
fisinopril : acenor M
lisinopril : intepril, noperten, tensinop, zestril 
Panghambat RAS (Renin Angiotensin Sysem) 
Mekanisme kerja : mencegah pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II yang berdaya vasokonstriksi kuat. Selain itu menghambat pembentukan aldosteron yang bersifat retensi garam dan air. Contoh : kaptopril, losartan, benazepril, dll.
 Beta blockers 
Mekanisme kerja: menempati reseptor beta adrenergik. Blokade reseptor ini menyebabkan penurunan aktifitas adrenalin dan noradrenalin. Contoh: atenolol, metoprolol, labetolol dll.

Alfa blockers 
Mekanisme kerja: memblok reseptor alfa adrenergik yang ada pada oto polos pembuluh. Dibedakan menjadi 
            -       Alfa blockers nonselektif, contoh : fentolamin
-       Alfa 1 blockers selektif, contoh : prazosin, terazosin. Doksazosin dll.
Antagonis kalsium 
Mekanisme kerja : menghambat pemasukan ion Ca ke dalam sel sehingga penyaluran impuls dan kontraksi dinding pembuluh. Contoh : nifedipin, nikardipin, verapamil, dll.
 
Vasodilator  
Mekanisme kerja :  berkhasiat vasodilatasi langsung terhadap pembuluh darah sehingga tekanan darah turun. Contoh : hidralazin dan monoksidil.


 Daftar pustaka
Iso farmakoterapi. ISFI
http://dokter-medis.blogspot.com/2009/09/klasifikasi-hipertensi.html
http://cannon2.blogspot.com/2013/02/golongan-obat-hipertensi.html
http://mustikacintaku.blogspot.com/p/golongan-diuretik_05.html

1 komentar:

  1. SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
    SahabatQQ adalah agen domino99, poker online, dominoqq, bandarqq, yang sangat berkualitas dan teruji aman dengan permainan kartu online yang sangat menarik dengan winrate yang tinggi
    Klik Disini >> Join <<
    Klik Disini >> Daftar <<

    BalasHapus