Jumat, 20 September 2013

Makalah Panatimumab ( bioteknologi farmasi )



TUGAS
BIOTEKNOLOGI FARMASI
“PANATIMUMAB”


O
L
E
H

RESTA ANDRIA
0911013127



FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
2013


PANATIMUMAB


PENGERTIAN
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal.
Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum. Penyakitini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.
Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO
Hingga saat ini tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kanker kolorektal. Tidak dapat diterangkan, mengapa pada seseorang terkena kanker ini sedangkan yang lain tidak. Namun yang pasti adalah bahwa penyakit kanker kolorektal bukanlah penyakit menular. Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang akan rentan terkena kanker kolorektal yaitu:
  • Usia, umumnya kanker kolorektal menyerang lebih sering pada usia tua. Lebih dari 90 persen penyakit ini menimpa penderita di atas usia 50 tahun. Walaupun pada usia yang lebih muda dari 50 tahunpun dapat saja terkena. Sekitar 3 % kanker ini menyerang penderita pada usia dibawah 40 tahun.
  • Polip kolorektal, adalah pertumbuhan tumor pada dinding sebelah dalam usus besar dan rektum. Sering terjadi pada usia di atas 50 tahun. Kebanyakan polyp ini adalah tumor jinak, tetapi sebagian dapat berubah menjadi kanker. Menemukan dan mengangkat polyp ini dapat menurunkan risiko terjadinya kanker kolorektal.
  • Riwayat kanker kolorektal pada keluarga, bila keluarga dekat yang terkena (orangtua, kakak, adik atau anak), maka risiko untuk terkena kanker ini menjadi lebih besar, terutama bila keluarga yang terkena tersebut terserang kanker ini pada usia muda.
  • Kelainan genetik, perubahan pada gen tertentu akan meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal. Bentuk yang paling sering dari kelainan gen yang dapat menyebabkan kanker ini adalah hereditary nonpolyposis colon cancer (HNPCC), yang disebabkan adanya perubahan pada gen HNPCC. Sekitar tiga dari empat penderita cacat gen HNPCC akan terkena kanker kolorektal, dimana usia yang tersering saat terdiagnosis adalah di atas usia 44 tahun.
  • Pernah menderita penyakit sejenis, dapat terserang kembali dengan penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Demikian pula wanita yang memiliki riwayat kanker indung telur, kanker rahim, kanker payudara memiliki risiko yang tinggi untuk terkena kanker ini.
  • Radang usus besar, berupa colitis ulceratif atau penyakit Crohn yang menyebabkan inflamasi atau peradangan pada usus untuk jangka waktu lama, akan meningkatkan risiko terserang kanker kolorektal.
  • Diet, makanan tinggi lemak (khususnya lemak hewan) dan rendah kalsium, folat dan rendah serat, jarang makan sayuran dan buah-buahan, sering minum alkohol, akan meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal.
  • Merokok, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ini.

DETEKSI DINI

Deteksi dini berupa skrining untuk mengetahui kanker kolorektal sebelum timbul gejala dapat membantu dokter menemukan polyp dan kanker pada stadium dini. Bila polyp ditemukan dan segera diangkat, maka akan dapat mencegah terjadinya kanker kolorektal. Begitu juga pengobatan pada kanker kolorektal akan lebih efektif bila dilakukan pada stadium dini. Untuk menemukan polyp atau kanker kolorektal dianjurkan melakukan deteksi dini atau skrining pada orang di atas usia 50 tahun, atau dibawah usia 50 tahun namun memiliki faktor risiko yang tinggi untuk terkena kanker kolorektal seperti yang sudah disebutkan di atas.
PENGOBATAN
Pengobatan kanker kolorektal termasuk operasi, kemoterapi, radiasi atau kombinasi. Kemoterapi dapat digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker setelah operasi, untuk mengontrol pertumbuhan tumor atau untuk meredakan gejala kanker usus besar. Dalam beberapa kasus, kemoterapi digunakan bersama dengan radiasi Beberapa polip yang lebih besar dapat dihapus menggunakan operasi laparoskopi. Terapi radiasi, yang juga berhenti sel-sel tumor dari membagi dan berkembang, juga dapat digunakan karena hal ini telah terbukti bermanfaat untuk beberapa obat patients.The bevacizumab (Avastin), cetuximab (Erbitux) dan panitumumab (Vectibix) dapat diberikan bersama dengan obat kemoterapi atau sendirian.
The Food and Drug Administration (FDA) menyetujui Vectibix (panitumumab) untuk mengobati pasien kanker kolorektal yang telah bermetastase (menyebar ke bagian lain dari tubuh) berdasarkan kemoterapi standar pada bulan September 2006. Vectibix diberikan secara intravena setiap 2 minggu sekali. Dan pada bulan Juli 2009, US Food and Drug Administration (FDA) memperbarui label dua obat anti-EGFR antibodi monoklonal panitumumab (Vectibix) dan cetuximab (Erbitux) diindikasikan untuk pengobatan kanker kolorektal metastatik untuk memasukkan informasi tentang mutasi KRAS.
Di Amerika, diperkirakan 150,000 kasus baru kanker usus besar akan terdiagnosa dan 55,000 kematian akan muncul dari kanker usus besar dan rektal pada 2006. Rata-rata 70% dari semua tes positif kanker kolorektal untuk EGFr.
Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga paling umum dan penyebab kematian kanker ketiga di Amerika Serikat. Persetujuan obat baru ini menambah pilihan pengobatan untuk pasien dengan tahap penyakit lebih lanjut yang dapat membahayakan hidup.

MEKANISME KERJA
Vectibix merupakan seluruh antibodi monoklonal (imunoglobulin G2) yang memiliki kemampuan berikatan dengan kuat dengan protein yang disebut reseptor faktor pertumbuhan epidermal (epidermal growth factor receptor-EGFr) pada beberapa sel-sel kanker. Vectibix ini menerima persetujuan dengan cepat setelah menunjukkan efektivitas dalam memperlambat pertumbuhan tumor dan pada beberapa kasus mengurangi ukuran tumor.

HASIL UJI KLINIK
FDA menyetujui Vectibix berdasarkan hasil uji klinik acak dan terkendali pada 463 pasien dengan kanker usus besar dan rektum bermetastase, setelah menjalani pengobatan dengan obat kemoterapi, fluoropyrimidine, oxaliplatin dan irinotecan.
Sementara, perkembangan penyakit atau kematian pasien yang menerima Vectibix sebanyak 96 hari dibandingkan dengan pasien yang menerima perawatan standar terbaik sebanyak 60 hari. Sebagai tambahan, 8% pasien diobati dengan Vectibix mengalami penyusutan tumor dimana pada beberapa kasus melampaui 50% ukuran tumor sebelum pengobatan. Kedua kelompok studi secara keseluruhan menunjukkan kelangsungan hidup yang serupa.
Di bawah program yang disetujui untuk dipercepat, obat untuk penyakit serius dan membahayakan hidup dapat dibuat lebih awal dalam proses perkembangan jika efek menjanjikan dari obat dapat diamati. Sebagai bagian dari persetujuan, produsen Vectibix berkomitmen untuk memimpin uji post-marketing untuk menunjukkan apakah obat tersebut memperbaiki kelangsungan hidup pasien dengan kemoterapi sebelumnya yang lebih sedikit.

EFEK SAMPING
Efek samping serius dalam studi Vectibix meliputi perdarahan pulmonal, ruam kulit parah komplikasi infeksi, reaksi infusi, sakit perut, mual, muntah, dan konstipasi. Efek ssamping yang paling umum berkaitan dengan obat meliputi ruam kulit, kelelahan, sakit perut, mual dan diare.


DAFTAR PUSTAKA
Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m
http://id.prmob.net/kanker/kanker-kolorektal/amerika-serikat-750939.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar