BIOTEKNOLOGI FARMASI
“PANATIMUMAB”
O
L
E
H
RESTA ANDRIA
0911013127
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
2013
PANATIMUMAB
PENGERTIAN
Kanker
adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila
menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka
disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker
kolorektal.
Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum. Penyakitini adalah
kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan.
Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus),
lambung, usus halus (duodenum,
yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus
besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon
asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon
sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang
merupakan saluran di atas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus
halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan
rektum disebut kolon sigmoid.
Kanker kolon
sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif
cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan
disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat
asalnya tumbuh, seperti ke lever,
paru-paru, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO
Hingga saat ini
tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kanker kolorektal. Tidak dapat
diterangkan, mengapa pada seseorang terkena kanker ini sedangkan yang lain
tidak. Namun yang pasti adalah bahwa penyakit kanker kolorektal bukanlah
penyakit menular. Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang
akan rentan terkena kanker kolorektal yaitu:
- Usia, umumnya kanker kolorektal menyerang lebih sering pada usia tua. Lebih dari 90 persen penyakit ini menimpa penderita di atas usia 50 tahun. Walaupun pada usia yang lebih muda dari 50 tahunpun dapat saja terkena. Sekitar 3 % kanker ini menyerang penderita pada usia dibawah 40 tahun.
- Polip kolorektal, adalah pertumbuhan tumor pada dinding sebelah dalam usus besar dan rektum. Sering terjadi pada usia di atas 50 tahun. Kebanyakan polyp ini adalah tumor jinak, tetapi sebagian dapat berubah menjadi kanker. Menemukan dan mengangkat polyp ini dapat menurunkan risiko terjadinya kanker kolorektal.
- Riwayat kanker kolorektal pada keluarga, bila keluarga dekat yang terkena (orangtua, kakak, adik atau anak), maka risiko untuk terkena kanker ini menjadi lebih besar, terutama bila keluarga yang terkena tersebut terserang kanker ini pada usia muda.
- Kelainan genetik, perubahan pada gen tertentu akan meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal. Bentuk yang paling sering dari kelainan gen yang dapat menyebabkan kanker ini adalah hereditary nonpolyposis colon cancer (HNPCC), yang disebabkan adanya perubahan pada gen HNPCC. Sekitar tiga dari empat penderita cacat gen HNPCC akan terkena kanker kolorektal, dimana usia yang tersering saat terdiagnosis adalah di atas usia 44 tahun.
- Pernah menderita penyakit sejenis, dapat terserang kembali dengan penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Demikian pula wanita yang memiliki riwayat kanker indung telur, kanker rahim, kanker payudara memiliki risiko yang tinggi untuk terkena kanker ini.
- Radang usus besar, berupa colitis ulceratif atau penyakit Crohn yang menyebabkan inflamasi atau peradangan pada usus untuk jangka waktu lama, akan meningkatkan risiko terserang kanker kolorektal.
- Diet, makanan tinggi lemak (khususnya lemak hewan) dan rendah kalsium, folat dan rendah serat, jarang makan sayuran dan buah-buahan, sering minum alkohol, akan meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal.
- Merokok, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ini.
DETEKSI DINI
Deteksi
dini berupa skrining untuk mengetahui kanker kolorektal sebelum timbul gejala
dapat membantu dokter menemukan polyp dan kanker pada stadium dini. Bila
polyp ditemukan dan segera diangkat, maka akan dapat mencegah terjadinya
kanker kolorektal. Begitu juga pengobatan pada kanker kolorektal akan lebih
efektif bila dilakukan pada stadium dini. Untuk menemukan polyp atau kanker
kolorektal dianjurkan melakukan deteksi dini atau skrining pada orang di atas
usia 50 tahun, atau dibawah usia 50 tahun namun memiliki faktor risiko yang
tinggi untuk terkena kanker kolorektal seperti yang sudah disebutkan di atas.
PENGOBATAN
Pengobatan
kanker kolorektal termasuk operasi, kemoterapi, radiasi atau kombinasi.
Kemoterapi dapat digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker setelah operasi,
untuk mengontrol pertumbuhan tumor atau untuk meredakan gejala kanker usus
besar. Dalam beberapa kasus, kemoterapi digunakan bersama dengan radiasi
Beberapa polip yang lebih besar dapat dihapus menggunakan operasi
laparoskopi. Terapi radiasi, yang juga berhenti sel-sel tumor dari membagi
dan berkembang, juga dapat digunakan karena hal ini telah terbukti bermanfaat
untuk beberapa obat patients.The bevacizumab (Avastin), cetuximab (Erbitux)
dan panitumumab (Vectibix) dapat diberikan bersama dengan obat
kemoterapi atau sendirian.
The
Food and Drug Administration (FDA) menyetujui Vectibix (panitumumab) untuk
mengobati pasien kanker kolorektal yang telah bermetastase (menyebar ke bagian
lain dari tubuh) berdasarkan kemoterapi standar pada bulan September 2006.
Vectibix diberikan secara intravena setiap 2 minggu sekali. Dan pada bulan Juli
2009, US Food and Drug Administration (FDA) memperbarui label dua obat
anti-EGFR antibodi monoklonal panitumumab (Vectibix) dan cetuximab (Erbitux)
diindikasikan untuk pengobatan kanker kolorektal metastatik untuk memasukkan
informasi tentang mutasi KRAS.
Di Amerika, diperkirakan
150,000 kasus baru kanker usus besar akan terdiagnosa dan 55,000 kematian akan
muncul dari kanker usus besar dan rektal pada 2006. Rata-rata 70% dari semua
tes positif kanker kolorektal untuk EGFr.
Kanker kolorektal
merupakan kanker ketiga paling umum dan penyebab kematian kanker ketiga di
Amerika Serikat. Persetujuan obat baru ini menambah pilihan pengobatan untuk
pasien dengan tahap penyakit lebih lanjut yang dapat membahayakan hidup.
MEKANISME KERJA
MEKANISME KERJA
Vectibix merupakan
seluruh antibodi monoklonal (imunoglobulin G2) yang memiliki kemampuan
berikatan dengan kuat dengan protein yang disebut reseptor faktor pertumbuhan
epidermal (epidermal growth factor receptor-EGFr) pada beberapa sel-sel kanker.
Vectibix ini menerima persetujuan dengan cepat setelah menunjukkan efektivitas
dalam memperlambat pertumbuhan tumor dan pada beberapa kasus mengurangi ukuran
tumor.
HASIL UJI KLINIK
HASIL UJI KLINIK
FDA menyetujui Vectibix
berdasarkan hasil uji klinik acak dan terkendali pada 463 pasien dengan kanker
usus besar dan rektum bermetastase, setelah menjalani pengobatan dengan obat
kemoterapi, fluoropyrimidine, oxaliplatin dan irinotecan.
Sementara, perkembangan
penyakit atau kematian pasien yang menerima Vectibix sebanyak 96 hari
dibandingkan dengan pasien yang menerima perawatan standar terbaik sebanyak 60
hari. Sebagai tambahan, 8% pasien diobati dengan Vectibix mengalami penyusutan
tumor dimana pada beberapa kasus melampaui 50% ukuran tumor sebelum pengobatan.
Kedua kelompok studi secara keseluruhan menunjukkan kelangsungan hidup yang
serupa.
Di bawah program yang disetujui untuk dipercepat, obat untuk penyakit serius dan membahayakan hidup dapat dibuat lebih awal dalam proses perkembangan jika efek menjanjikan dari obat dapat diamati. Sebagai bagian dari persetujuan, produsen Vectibix berkomitmen untuk memimpin uji post-marketing untuk menunjukkan apakah obat tersebut memperbaiki kelangsungan hidup pasien dengan kemoterapi sebelumnya yang lebih sedikit.
EFEK SAMPING
Di bawah program yang disetujui untuk dipercepat, obat untuk penyakit serius dan membahayakan hidup dapat dibuat lebih awal dalam proses perkembangan jika efek menjanjikan dari obat dapat diamati. Sebagai bagian dari persetujuan, produsen Vectibix berkomitmen untuk memimpin uji post-marketing untuk menunjukkan apakah obat tersebut memperbaiki kelangsungan hidup pasien dengan kemoterapi sebelumnya yang lebih sedikit.
EFEK SAMPING
Efek samping serius
dalam studi Vectibix meliputi perdarahan pulmonal, ruam kulit parah komplikasi
infeksi, reaksi infusi, sakit perut, mual, muntah, dan konstipasi. Efek
ssamping yang paling umum berkaitan dengan obat meliputi ruam kulit, kelelahan,
sakit perut, mual dan diare.
DAFTAR PUSTAKA
Apotik online dan media
informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m
http://id.prmob.net/kanker/kanker-kolorektal/amerika-serikat-750939.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar